"Shida, apa maksud fasiq tu ek..aku tak paham" Hah lebeh kurang ginilah beliau menanya..
"Ehmm..aku pon tak pasti la.." Aiyak...apa kes budak sekolah agama dahulunya tak boleh jawab soalan yang senang gini. Hu3. Alah, aku pon manusia, belajar juz for exam..erk..Jangan contohi haku yer, jom belajar kerana itu ilmu ALLAH..
So beberapa hari ni ak tanyalah En Google untuk explain kat Cik Marlisa(suke hati je tuka nama anak orang..aku suka nama Marlisa!! :P) kita nih.
Seperti biasa En Google memang baik hati bagi idea banyak-banyak kat kita bila kita tanya kan..Lebih kuah dari sudu.:P
Dalam perkataan mudah, Fasik tu adalah orang yang tidak beriman kepada Allah. Bermaksud tidak laksanakan apa yang disuruh dan tidak mencegah apa yang dilarang contohnya tidak solat, puasa dan menutup aurat.
Manakala Munafik pulak adalah kepura-puraan yang dibuat untuk menunjukkan diri mereka beriman kepada Allah padahal mereka ini musuh Allah. Banyak contohnye adik-adik..antaranya
1)Malas beribadah kepada Allah (pura-pura je rajin beribadah walhal malas beribadah)
2)Riak(ni syirik kecil. Bahaya semoga kita dijauhkan. ada 2 jenis syirik..again haku lupa nama Aarab die..korang rajin tanya En Google eh)
3)Fitnah(dalil femes pasal fitnah ofkos fitnah itu lebih besar dosanya daripada membunuh)
Banyak lagi ciri-ciri munafik. Jangan segan-segan klik kat jom baca 2.:P
Sumber:jom baca 1, jom baca 2
Yang kat atas tu ringan-ringan je kan. Nak tahu mendalam(definisi) pasal dua sifat yang selalu manusia ambil ringan seperti berikut. Kalau korang sayang Allah, teruskan pembacaan anda.
Kata fasiq berasal dari bahasa Arab ‘Al-Fisq’ atau ‘Al-Fusuq’ yang bermakna keluarnya sesuatu dari sesuatu yang lain dalam keadaan rusak. Adapun dalam pengertian syariat maka artinya adalah keluar dari ketaatan.
Ketaatan yang dimaksud mencakup segala perbuatan, baik yang bila ditinggalkan menyebabkan kufur atau jika ditinggalkan tidak menyebabkan kufur.
Dari sini kefasiqan dibagi menjadi dua:
1. Kefasiqan akbar (besar) yang bersifat kulli (menyeluruh). Artinya keluar dari Islam secara keseluruhan dan ini sama dengan kufur. Sehingga orang kafir bisa disebut fasiq dalam pengertian ini. Sebagai contoh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Dan sungguh Kami telah turunkan kepadamu ayat-ayat yang nyata dan tidaklah mengkafirinya kecuali orang-orang yang fasiq.” (Al-Baqarah: 99)
1. Kefasiqan akbar (besar) yang bersifat kulli (menyeluruh). Artinya keluar dari Islam secara keseluruhan dan ini sama dengan kufur. Sehingga orang kafir bisa disebut fasiq dalam pengertian ini. Sebagai contoh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Dan sungguh Kami telah turunkan kepadamu ayat-ayat yang nyata dan tidaklah mengkafirinya kecuali orang-orang yang fasiq.” (Al-Baqarah: 99)
Seseorang masuk dalam kategori ini jika melakukan salah satu bentuk kufur besar.
2. Kefasiqan ashghar (kecil) yang bersifat juz’i (sebagian). Artinya keluar dari sebagian ajaran Islam dengan cara melakukan dosa besar. Dari pengertian ini seorang mukmin yang melakukan dosa besar disebut fasiq atau Al-Fasiqul Milli (orang fasiq yang masih dalam agama Islam) atau Mu’min Naqishuh Iman (mukmin yang imannya kurang) atau Mu’min bi Imanihi Fisiq bi Kabiratihi (mukmin dengan imannya, fasiq dengan dosa besarnya).
Sebagai contoh Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan orang-orang yang menuduh (berzina) wanita-wanita yang menjaga kehormatannya lalu tidak mendatangkan empat saksi maka cambuklah mereka delapan puluh cambukan dan jangan kalian terima persaksian mereka selama-lamanya dan mereka itulah orang-orang yang fasiq.” (An-Nur: 4)
“Dan orang-orang yang menuduh (berzina) wanita-wanita yang menjaga kehormatannya lalu tidak mendatangkan empat saksi maka cambuklah mereka delapan puluh cambukan dan jangan kalian terima persaksian mereka selama-lamanya dan mereka itulah orang-orang yang fasiq.” (An-Nur: 4)
Contohnya juga dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Mencela seorang muslim itu adalah kefasiqan…” (Shahih, HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
“Mencela seorang muslim itu adalah kefasiqan…” (Shahih, HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
Harus dipahami bahwa perbuatan menuduh seperti disebutkan dalam ayat di atas dan juga mencela bukan termasuk perbuatan kufur tapi termasuk dosa besar. Oleh karenanya, mereka yang melakukan perbuatan tersebut masih muslim walaupun disebut fasiq atau yang lain sebagaimana di atas.
Fasik juga adalah mereka yang terang-terangan melakukan dosa-dosa besar atau dosa-dosa kecil secara berterusan. Mereka menjadi fasik kerana mereka tahu mereka melakukan perbuatan dosa tersebut malah mereka berbangga dengannya (dengan melakukan secara terang-terangan). Contoh mereka ini ialah orang islam yang minum arak ditempat awam, atau yang menzahirkan dia tidak solat, pemerintah yang engkar dengan perintah Allah dll. Mereka ini di hukum fasik.Sumber:jom baca 2, jom baca 3
Ulama membahagikan munafik itu kepada 2. Pertama munafik perbuatan dan kedua munafik i'tiqad. Munafik perbuatan ialah apa yang disebutkan di dalam hadis tersebut. Hukumnya berdosa tetapi dia tidak kafir. Ini termasuk bercakap bohong, melampau batas bila bergaduh, pecah amanah dll. Dalil(kat bawah) ini juga memberikan maksud kepada akita betapa beratnya dosa berbohong, melampaui batas dalam bergaduh, pecah amanah dll sehingga ia seperti setaraf dengan orang munafik walaupun tidaklah bermakna dia kafir.
Munafik i'tiqad ialah orang yang mengatakan dirinya Islam tetapi di dalam hatinya dia tidak mengakui keimanannya terhadap i'tiqad Islam. Mereka ini dihukumkan kafir yang wajib diperangi.
Adik-adik jom rujuk Tafsir Quran anda, Surah Al-Baqarah Ayat 6 hingga 24. Sebenarnya awal-awal surah ni memberbicarakan pasal 2 sifat ini.
Sesungguhnya orang-orang kafir (yang tidak akan beriman), sama sahaja kepada mereka: sama ada engkau beri amaran kepadanya atau engkau tidak beri amaran, mereka tidak akan beriman.
(Dengan sebab keingkaran mereka), Allah mematerikan atas hati mereka serta pendengaran mereka, dan pada penglihatan mereka ada penutupnya; dan bagi mereka pula disediakan azab seksa yang amat besar.
Dan di antara manusia ada yang berkata: "Kami telah beriman kepada Allah dan kepada hari akhirat"; padahal mereka sebenarnya tidak beriman.
Mereka hendak memperdayakan Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya memperdaya dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyedarinya.
Dalam hati mereka (golongan yang munafik itu) terdapat penyakit (syak dan hasad dengki), maka Allah tambahkan lagi penyakit itu kepada mereka; dan mereka pula akan beroleh azab seksa yang tidak terperi sakitnya, dengan sebab mereka berdusta (dan mendustakan kebenaran).
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat bencana dan kerosakan di muka bumi", mereka menjawab: " Sesungguhnya kami orang-orang yang hanya membuat kebaikan".
Ketahuilah! Bahawa sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang sebenar-benarnya membuat bencana dan kerosakan, tetapi mereka tidak menyedarinya.
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang itu telah beriman". Mereka menjawab: "Patutkah kami ini beriman sebagaimana berimannya orang-orang bodoh itu?" Ketahuilah! Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak mengetahui (hakikat yang sebenarnya).
Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: " Kami telah beriman ", dan manakala mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka berkata pula:" Sesungguhnya kami tetap bersama kamu, sebenarnya kami hanya memperolok-olok (akan orang-orang yang beriman)".
Allah (membalas) memperolok-olok, dan membiarkan mereka meraba-raba dalam kesesatan mereka (yang melampaui batas itu).
Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan meninggalkan petunjuk; maka tiadalah beruntung perniagaan mereka dan tidak pula mereka beroleh petunjuk hidayah.
Perbandingan hal mereka (golongan yang munafik itu) samalah seperti orang yang menyalakan api; apabila api itu menerangi sekelilingnya, (tiba-tiba) Allah hilangkan cahaya (yang menerangi) mereka, dan dibiarkannya mereka dalam gelap-gelita, tidak dapat melihat (sesuatu pun).
Mereka (seolah-olah orang yang) pekak, bisu dan buta; dengan keadaan itu mereka tidak dapat kembali (kepada kebenaran).
Atau (bandingannya) seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit, bersama dengan gelap-gelita, dan guruh serta kilat; mereka menyumbat jarinya ke dalam telinga masing-masing dari mendengar suara petir, kerana mereka takut mati. (Masakan mereka boleh terlepas), sedang (pengetahuan dan kekuasaan) Allah meliputi orang-orang yang kafir itu.
Kilat itu pula hampir-hampir menyambar (menghilangkan) penglihatan mereka; tiap-tiap kali kilat itu menerangi mereka (dengan pancarannya), mereka berjalan dalam cahayanya. Dan apabila gelap menyelubungi mereka, berhentilah mereka (menunggu dengan bingungnya). Dan sekiranya Allah menghendaki, nescaya dihilangkanNya pendengaran dan penglihatan mereka; sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
Wahai sekalian manusia! Beribadatlah kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang terdahulu daripada kamu, supaya kamu (menjadi orang-orang yang) bertaqwa.
Dia lah yang menjadikan bumi ini untuk kamu sebagai hamparan, dan langit (serta segala isinya) sebagai bangunan (yang dibina dengan kukuhnya); dan diturunkanNya air hujan dari langit, lalu dikeluarkanNya dengan air itu berjenis-jenis buah-buahan yang menjadi rezeki bagi kamu; maka janganlah kamu mengadakan bagi Allah, sebarang sekutu, padahal kamu semua mengetahui (bahawa Allah ialah Tuhan Yang Maha Esa).
Dan kalau kamu ada menaruh syak tentang apa yang Kami turunkan (Al-Quran) kepada hamba kami (Muhammad), maka cubalah buat dan datangkanlah satu surah yang sebanding dengan Al-Quran itu, dan panggilah orang-orang yang kamu percaya boleh menolong kamu selain dari Allah, jika betul kamu orang-orang yang benar.
Maka kalau kamu tidak dapat membuatnya, dan sudah tentu kamu tidak dapat membuatnya, maka peliharalah diri kamu dari api neraka yang bahan-bahan bakarannya: manusia dan batu-batu (berhala), (iaitu neraka) yang disediakan untuk orang-orang kafir.
Namun begitu, orang yang fasik dapat memadamkan sifat kefasikannya dengan taubat nasuha. Meninggalkan dosa tersebut dan bertaubat kepada Allah.
Orang yang munafik i'tiqad pula cara menghilangkan dosa tersebut ialah dengan mengucap syahadah dan kemudian bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha.
Sumber: jom baca 3
Trimas baca...Rasa macam ustazah laks..ho3
Sama-sama belajar~~
Selingan semata-mata |
No comments:
Post a Comment